Perbedaan
Biografi dan Autobiografi Serta Contoh Singkat - Kali
ini kita akan membahas mengenai perbedaan antara biografi dengan auto biografi.
Pasti anda sering dan telah mendengar kedua istilah di atas, namun mungkin
barangkali diantara kita masih merasa kesulitan dalam membedakan antara
keduanya. Lantas apakah perbedaan antara keduanya??
Pengertian.
Biografi
merupakan suatu teks yang berisi tentang kisah kehidupan seseorang, mulai dari
kelahiran, latar belakang keluarga, serta perjalanan hidup yang telah dijalani.
Istilah biografi sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu bios artinya hidup
dan graphien artinya tulisa, sehingga secara harfiah biografi berarti tulisan
tentang kehidupan sesorang atau dapat dikatakan sebagai riwayat hidup. Namun
jangan dibayangkan biografi adalah riwayat hidup atau CV yang sering dibuat
untuk melamar sebuah pekerjaan, biografi cakupannya lebih luas dari sekedar CV
dalam lamaran pekerjaan meski CV juga termasuk ke dalam tulisan kehidupan. Lantas
apakah bedanya dengan autobiografi????
Autobiografi
atau disebut juga otobiografi secara harfiah berasal dari bahasa yunani, auto berarti
sendiri, sementara bio dari bios yang berarti hidup dan graphien artinya
tulisan. Sehingga autobiografi diartikan sebagai tulisan tentang kisah
kehidupan yang ditulis oleh subjeknya langsung (ditulis sendiri oleh yang
memiliki kisah). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara
biografi dengan autobiografi adalah sebagai berikut:
1. Biografi ditulis oleh orang lain yang
menceritakan kehidupan seseorang mulai dari lahir sampai usia dimana seseorang
tersebut. Dan yang terpenting ialah perjalanan prestasi seseorang, yakni
pencapaian-pencapaian yang telah diraih serta perannya bagi orang lain.
2. Autobiografi ditulis oleh subjek
yang bersangkutan yang menceritakan kisah perjalananhidupnya serta prestasi
yang telah diraihnya. Curriculum vitae merupakan salah satu contoh otobiografi,
karena ditulis sendiri oleh yang bersangkutan.
3. Sudut pandang yang digunakan dalam
penulisan biografi menggunakan sudut pandang orang ketiga, artinya tidak
melibatkan penulis dalam penulisan biografi. Sementara itu, autobiografi
menggunakan sudut pandang orang pertama.
Barangkali
telah jelas dengan uraian perbedaan antara biografi dengan autoiografi. Berikut
kelasindonesia.com sajikan contoh mengenai biografi dan autobiografi untuk
lebih jelasnya.
[Contoh Biografi]
IT’S
NOT FAILURE, IT’S UNFINISHED SUCCESS
A
BIOGRAPHY OF JORGE LORENZO BY MEI RUKMANA
Siapa
yang tidak kenal dengan pembalap utama team Yamaha Factory Racing??? Adalah
Jorge Lorenzo, pria berkebangsaan Spanyol yang lahir pada 04 Mei 1987 ini sudah
lima tahun bercongkol dengan kuda besi dari negeri matahati terbit itu. Nama
Jorge Lorenzo semakin bersinar di dunia motoGP yang sudah ia tekuni sejak ia
masih kecil. perjalanan panjang dan berliku baginya untuk dapat mencapai posisi
dimana ia sekarang.
Jorge
Lorenzo lahir dan besar di Palma de Mallorca, sebuah pulau di negara Spanyol. Ayahnya,
Chico Lorenzo adalah seorang mekanik sementara Ibunya, Maria Guererro adalah
kurir pengantar surat. Jorge begitu sapaan akrabnya, mengenal dunia motor sejak
ia masih berumur tiga tahun. Ayahnya, membuatkan motor khusus untuknya pada
saat itu. Sejak saat itu, Jorge sadar, bahwa memang ia terlahir untuk sebuah
alasan, dan membalap adalah alasan ia terlahir. Chico Lorenzo adalah sosok yang
sangat berpengaruh pada dirinya, mentor pertama bagi dirinya dalam karirnya
sekarang. Meski Ibunya sangat khawatir akan hal buruk yang akan menimpanya saat
memutuskan untuk menjadi seorang pembalap, namun ayaknya senantiasa
mendukungnya. tentu hal ini akan yang menguatkan dirinya.
Tahun
2008 adalah tahun baru miliknya, pasalnya prestasi yang cemerlang saat duduk di
kelas 250cc membuat banyak team pabrikan yang duduk di kelas para raja ingin
memilikinya untuk bertarung di kelas paling bergengsi. tawaran pun datang dari
team Yamaha Movistar Racing yang merupakan team dimana Valentino Rossi berada. Banyak
pertimbangan yang Jorge buat, hingga ia mantap untuk menerima pinangan dari
Team Yamaha. Karir pertamanya di Kelas para raja terbilang sangat cemerlang,
hal ini karena ia dapat bersaing dengan para raja yang duduk di Motogp saat itu
tak lain adalah team matenya sendiri Valentio rossi, dan juga Casey Stoner dan
teman senegaranya Dani Pedrosa. mata kamera selalu menyorot keempat pembalap
ini yang senantiasa berselang-seling di balapan motogp. Namun naas juga menimpa
dirinya pada tahn pertamanya ini, kecelakaan demi kecelakaan pun menimpanya di
beberapa kali race dimulai. cidera yang dideranya pun bukan cidera biasa, patah
tulang, hilang kesadaran hingga membuatnya absen dibeberapa kali race, membuat
kariernya tak berjalan mulus pada tahun itu. dapat dikatakan, Tahun 2008 adalah
tahun terberat bagi jorge. Namun ajaibnya, meski beberapa kali tak memfiniskan
balapan, diakhir musim Jorge mampu menduduki posisi ke-4 pada kejuaraan Motogp.
Dan penghargaan Rockie of The Year (pembalap pendatang) pun berhasil diraihnya.
Sangt mengagumkan, meski ia berkali-kali ia terjatuh ia dapat bangkit dan tetap
berusaha untuk meraih impianya.
Karir
Jorge makin bersinar, dan di Tahun 2010 perjuangannya terasa amat manis. Ia
berhasil menorehkan namanya sejajar dengan pembalap utama dunia. Prestasi yang
amat gemilang namun ia tak boleh lengah. karena ia sadar, pertarungan belum
berakhir. musim depan siap menanti dan jangan pernah meremehkan para rival.
yang ia yakini bahwa, jika ingin meraih mimpinya maka harus terus berusaha dan
yakin. “Champhion believe in themselves,
even when no one else does. I never lose, either I win or I learn it. You only
lose when stop fighting. It’s not failure, it’s unfinished success. Think about
taking the first step and you’ll climb the mountain, think of climbing the
mountainand you won’t even take the first step” – Jorge Lorenzo.
[Contoh Autobiography]
Saya
Rindang Inu Pangestu, Saya lahir di Kebumen – Jawa Tengah, 19 Juli, 21 tahun
yang lalu. Saya berasal dari keluarga sederhana, Ayah saya adalah seorang Masinis,
sementara Ibu saya adalah seorang Bidan desa. Saya merupakan anak tunggal, oleh
karenanya Saya adalah satu-satunya harapan bagi kedua orang tua saya.
Saat
ini Alhamdulillah saya telah menyelesikan program s1 di universitas parahyangan
Bandung. Alhamdulillah, meskipun saya adalah anak tunggal orang tua tidak
merasa keberatan jika saya kuliah yang jauh dari keluarga. Justruorang tua
sanngat mendukung apa yang menjadi cita-cita saya, menjadi seorang ahli
bioteknologi adalahmimpi yang selalu saya cita-citakan. Saya sangat ingi
menjadi engineer bioteknologi dengan harapan saya dapat membantu orang banyak
untuk mempermudah dalam memperoleh keinginannya. Saya terinspirasi dari
tayangan edukasi TV Jerman yang menyajikan penemuan tem riset bioteknologi
dalam pembuatan telingan buatan yang diperuntukkan bagi penyandang tuna rungu. Dari
situ saya amat terpacu untuk menjadi seorang engineer bioteknologi.
Untuk
mencapai cita-cita yang mulia saya cita-citakan, langkah saya tak boleh
berhenti disini. Saya harusmengambil
program lanjutan yakni level master agar lebih memperdalam profesi yang ingin
saya tuju. Sebelum saya lulus dari jenjang S1, sajya sudah rajin mencari
informasi universitas terbaik dalam hal teknologi. Technische Universitat
Munchen, Jerman telah memikat hati saya untuk mengambil program bioteknologi di
sana. Pasalnya, mantan Presiden RI ke-3 Bapak B.J. Habibie juga merupakan lulusan
universitas ini. Semaki saya telusuri saya makin yakin bahwa inilah pilihan
saya. Kemudian, saya masukan applikasi untuk mendaftar program master di
universitas tersebut. Alhamdulillah, selang tiga bulan dari pendaftaran
hasilnya telah diumumkan dan saya tak menyangka saya lolos dan diminta untuk
bersiap dalam tiga bulan lagi untuk memasuki masa perkuliahan. Saya amat senang
begitu juga dengan orang tua saya, meski saya tahu dibalik senyum mereka
terbesit rasa khawatir dan juga sedih karena saya akan berada lebih jauh dari
sebelumnya.
Orang
tua saya amat mendukung apa yang saya cita-citakan. Saya amat bersyukur karena
Tuhan telah mengaruniakan begitu banyak kenikmatan untuk saya. Kini saya sedang
menikmati masa bersama keluarga, sebelum saya berangkat ke Jerman untuk
menuntut ilmu satu bulan yang akan datang.